Sulitnya Mengarahkan Siswa yang Mengalami Masa Puber
Usia anak SMP merupakan peralihan
dari anak-anak menuju pra remaja atau remaja. Di mana masa remaja ini merupakan
titik berat seorang guru dalam mendidik. Karena memang begitulah kodrat dari
masa remaja. Siswa yang mengalami ini akan mengalami perubahan yang drastis.
Dulu anak yang penurut, sekarang tidak. Dulu rajin, sekarang malas. Dulu yang
cuek, sekarang peduli. Dulu yang... masih ada lagi perubahan-perubahan yang
mungkin saja terjadi di diri kita sendiri juga.
image:pixabay.com |
Masa remaja ini bisa kita katakan
di mana siswa mengalami puberitas. Siswa sudah mulai melihatkan perubahan dari
segi fisik hingga keperibadian. Dengan adanya perubahan ini, justeru membuat
guru semakin merasakan kualahan luar biasa. Kenapa demikian? Karena banyak hal
yang guru temukan di masa puber ini. Apa sajakah itu?
Penampilan
Semua orang memang harus
memperhatikan yang namanya penampilan. Sebab penampilan adalah hal penting
dalam memberikan kesean pada orang lain. Namun, dikalangan remaja seusia SMP
justeru berpenampilan sangat berlebihan. Contoh saja siswa saya di sekolah. Anak
laki-laki sekarang lebih sering memperhatikan style rambut dan pakaiannya.
Untuk bagian celana, anak laki-laki lebih memilih untuk mempres bagian kakinya.
Kala orang Lombok mengatakan celana model pensil. Jadi, bagian kaki celana lebih menempel ke kaki. Bukan hanya itu, anak laki-laki suka sekali memberi
warna merah pada rambutnya.
Lain anak laki-laki, lain juga
anak perempuan. Anak permpuan lebih memprioritaskan masalah make up. Anak
perempuan lebih cenderung menggunakan bedak yang tebal, serta gincu yang merah
merona. Bahkan, gaya make up mereka hampir sama dengan usia dewasa. Saat
melihat ini bukannya saya memuji, eh, justeru saya kaget karena mereka saya
angap belum pantas. Make up dan usia mereka belum cukup.
Baca juga: 34 Permasalahan Sikap Siswa di Sekolah
Sikap
Selain masalah penampilan, siswa
yang mengalami puber juga mengalami perubahan sikap. Biasanya siswa yang semula terlihat akrab dengan saya, kadang sudah mulai menjauh. Bahkan, jika
ditanya tentang hal-hal yang biasa diobrolkan, siswa tersebut sedikit tertutup.
Selain itu juga, saat penampilan sudah mulai diperhatikan, sikap supaya dilihat
orang lain diperlihatkan. Contoh ketika saat di kelas, dengan seribu alasan dibuat supaya bisa keluar dari kelas; minum, buang air kecil, pinjam polpen, kamus, dan masih
banyak alasan lainnya. Ada juga yang selalu menenteng tas ke mana-mana, apalagi
seperti kita ketahui tas siswa jaman sekarang banyak sekali modelnya, bahkan
tas itu tidak bisa menampung buku paket. Paling bisa menampung 5 atau lebih
buku catatan.
Dengan sikap demikian, fokus
untuk belajar siswa sangatlah rendah. Saat hal ini terjadi, biasanya saya akan
mengajak mereka untuk bicara empat mata. Ada banyak nasihat yang dipaparkan,
namun, sekali lagi saya katakan bahwa masa puber ini memang sulit untuk diatur.
Hari ini janji tidak melakukan ini dan itu, tapi pada akhirnya siswa akan
melanggarnya. Makna dari sebuah perjanjian bagi siswa hanyalah angin berlalu.
Masalah Terlalu Rumit
Kadang, saya merasa heran dengan
beberapa siswa. Ada banyak hal yang diributkan. Pernah saya menemukan siswa
yang tidak fokus belajar, bahkan hampir dikatakan menangis. Apa gara-garanya? Siswa
tersebut mengalami putus cinta. Sebagi guru, saya bingung tentang hal ini.
Mengeluarkan siswa dari kelas lalu diserahkan ke BP justeru tidak memecahkan
masalah. Tetap saja, siswa tersebut tidak fokus untuk belajar.
Bukan hanya sekdar putus cinta,
berebut pacar juga sering terjadi di kalangan siswa. Karena hal ini, kadang
siswa tersebut tidak bertegur sapa dengan siswa lainnya. Saat seperti ini,
kondisi di kelas sangat-sangat suram. Gairah belajar sangat rendah. Diperintahkan
untuk mengerjakan tugas, tidak satu pun yang jadi. Kadang bikin saya heran,
serumit itukah masalah mereka?
Entahlah, mengetahui hal ini
kadang bikin marah, tertawa, dan kebanyakan herannya. Seusia mereka yang
seharusnya bersenang-senang, menikmati menjadi pelajar, banyak belajar dengan
persaingan sehat, tapi ini, ini malah kebalikan. Bikin bingung, kan?
Bukan, bukan karena saya tidak
paham masalah kondisi ini. Saya paham. Namun, yang jadi tanda tanya besar
adalah ketika siswa lebih condong ke masalah pacaran ketimbang pelajaran. Maka tidak
heran jika nilai mereka sangat buruk. Pengetahuan dasar mereka pun jadi
tergangu, bahkan tidak ada satu pun yang ditahu. Dengan hal ini saya hanya bisa
geleng-geleng kepala. Pacaran? Wuhaha... ini benar-benar terlalu.
Baiklah, cukup sampai disini
cerita saya terkait siswa yang mengalami masa puber. Di mana menurut saya, masa
ini adalah masa terberat bagi saya untuk mengarahkan siswa ke hal yang lebih
baik. Apalagi jika dilihat dari lingkungannya yang lebih memfokuskan diri
pacaran, penampilan, dan lainnya, maka beberapa nasihat tidak akan digubris. Tapi
sebagai guru yang baik, mungkin tidak akan pernah lelah untuk mengarahkan ke
hal yang baik. Kalau saya, kadang lelah. Tapi ya, mau apa lagi, mungkin inilah
masa pubernya mereka. Yang saya harapkan, semoga saja seiring waktu mereka
lebih tahu banyak mana yang lebih penting.
Cukup panjang, ya, uraian ini.
Memang inilah cerita yang ingin saya sampaikan. Semoga kalian berkenan untuk
membacanya. Jika ada yang tidak enak dibaca, silahkan beri kritik dan saran.
Saya tunggu, ya. Baiklah, saya akhiri. Salam hangat.
Sulitnya Mengarahkan Siswa yang Mengalami Masa Puber
Reviewed by CerGur
on
Kamis, November 30, 2017
Rating: 5