34 Permasalahan Sikap Siswa di Sekolah
Mendidik itu luar biasa sulitnya.
Kadang, jika tidak benar-benar berkomitmen untuk mendidik, mungkin saja dengan
cepat akan segera kabur saking tidak tahannya. Bagi yang baru mencoba untuk
mendidik, silahkan benar-benar luruskan niat. Kenapa demikian? Karena di dalam
mendidik banyak hal yang akan ditemui.
image:pixabay.com |
Dulu, waktu baru-baru mengajar,
banyak hal yang saya temukan, termasuk dari sikap siswa di kelas. Saat masuk
kelas, banyak siswa yang terkadang abai dengan keberadaan saya. Saat saya
mencba membuka obrolan, bukan ramah tamah yang saya terima, justeru banyak
pertanyaan yang sebenarnya tidak penting sekali. Tapi, mungkin saja ini
merupakan reaksi siswa terhadap seseorang yang baru. Baik, saya memaklumi hal
itu. Namun, seiring waktu, karakter masing-masing siswa mulai terlihat. Dan
berikut yang saya temukan.
- Ada yang suka mengobrol.
- Cuek terhadap keberadaan gurunya.
- Memperhatikan tapi tidak benar-benar didengar.
- Ada yang terlihat sekedar bengong.
- Dan, masih ada lainnya.
Dengan adanya karakter yang
ditemukan di kelas ini memang menjadi tugas berat bagi guru. Maka dari itu,
saya mengatakan menididik itu memang luar biasa sulitnya. Banyak hal yang guru
harus terapkan sehingga mampu menguasai kondisi kelas. Setelah itu, maka harus
berusaha memahami karakter siswa guna lebih menindaklanjuti.
Terkait tentang hal yang setiap
guru pasti menemukan hal itu, Menteri Pendidikan dalam Pemutahiran Mutu
Pendidikan telah memberikan sebuah angket terhadap semua sekolah. Dalam angket
tersebut, ada banyak permasalahan sikap siswa yang bisa terjadi di sekolah. Jadi,
secara garis besarnya, Menteri Pendidikan sudah memahami hal-hal yang terjadi
di sekolah. Maka dari itu, angket yang sudah disebarkan ke setiap sekolah harus
dijawab oleh masing-masing sekolah sesuai yang terjadi di sekolahnya.
Dan berikut beberapa permasalahan
sikap siswa di sekolah dalam angket Pemutahiran Mutu Pendidikan di Indonesia:
- Mencontek atau menyalin pekerjaan teman.
- Berbohong.
- Membolos.
- Tidak mengerjakan tugas yang diberikan.
- Terlibat perkelahian antar siswa dan atau antar sekolah dan atau antar kelompok.
- Terlibat tindakan kriminal seperti narkoba, pornografi atau pornoaksi.
- Minum-minuman keras.
- Merokok.
- Vandalisme (merusak barang tanpa seizin pemilik).
- Menyalahkan orang lain.
- Tidak mau meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.
- Terlambat masuk sekolah.
- Berlaku tidak sopan kepada orang yang lebih tua.
- Merendahkan pendapat orang lain.
- Malas menulis seperti buku, puisi, artikel, dan lainnya.
- Malas membaca.
- Tidak berani mengemukakan pendapat.
- Tidak percaya diri tampil di depan umum.
- Mudah putus asa.
- Kesulitan dalam berbicara dengan orang lain.
- Tidak sportif.
- Mudah mengeluh.
- Tidak taat menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.
- Tidak berdoa sebelum dan setelah melakukan aktivitas.
- Menggunakan kata-kata kotor saat berbicara.
- Berpakaian kurang sopan.
- Tidak mengucap salam saat masuk kelas.
- Menertawakan teman yang sedang kesusahan atau terkena musibah.
- Menjahui teman yang berbeda secara fisik, suku, ras atau agama.
- Menyerobot saat memakai fasilitas umum.
- Menghindari kerjabakti.
- Membuang sampah sembarangan.
- Menggunakan air dan dan listrik dengan boros.
- Merusak tanaman.
Demikianlah beberapa permasalahn
sikap siswa yang terjadi di sekolah. Dengan jumlah yang menurut saya
itu banyak, mungkin saja terjadi di anak kita sendiri. Maka dari itu, perlunya
orangtua bekerjasama dengan sekolah untuk menindaklanjuti terkait permasalahan
sikap siswa di sekolah. Kerja sama yang baik tentu akan membangun generasi yang
baik. Di sini, kerja sama yang baik maksudnya adalah orangtua mendukung penuh
bagaimana kebijakan atau tata tertib yang ada di sekolah. Tentu, sebagaimana yang
kita ketahui bahwa unsur-unsur yang ada di tata tertib sekolah pasti baik. Jadi,
dukungan orangtua sangatlah dibutuhkan supaya tidak terjadi hal-hal yang
sering kita dengar di berita.
Memantau sejak dini tentang
permasalahan sikap siswa juga menjadi tugas terpenting kita sebagai orangtua
yaitu wali murid, guru, kepala sekolah, dan pihak-pihak dalam dunia pendidikan.
Mari sama-sama kita pantau setiap sikap anak-anak kita supaya lebih baik lagi.
Baiklah, saya rasa cukup uraian
tentang postingan kali ini. Mohon maaf ketika dalam membaca postingan kali ini
terasa tidak enak. Maklum, saya sedang belajar menulis materi yang lebih
serius. Jadi, kritik dan saran sangat saya butuhkan. Saya tunggu, ya. Salam hangat.
Seperti yg kita ketahui, diIndonesia ditekankan untuk memiliki nilai diatas KKM. Hal ini tentu membuat siswa di Indonesia semakin gemar mencontek karena takut nilainya rendah dan tidak naik kelas...pendapat pribadi saya :D
BalasHapusiya benar gan. tapi sebenarnya kalau diperhatikan juga seharusnya mampu memotivasi siswa untuk belajar. tapi ya itu, kembali ke pribadi masing-masing siswa.
Hapussikap itu tidak baik ..
BalasHapusnanti anak yang suka membolos dan lainnya akan menyesal waktu memulai karir ..
karena mencari kerja sekarang sangat sulit apalagi gak ada ilmu
benar banget gan. memang penyeselan selalu datang terlambat.
Hapus