Membaca dan Berlatih Soal Mampu Membuat Siswa Semakin Semangat Belajar

Seperti yang kita ketahui, bahwa Kurikulum 2013 yang digunakan di sekolah mengharuskan setiap guru membiasakan siswa untuk membaca literasi apa pun. Gunakan waktu sekitar 5 atau sampai 15 menit sebelum belajar. Ini tujuan supaya budaya membaca bisa terwujud. Dengan adanya hal ini, secara pribadi sangat setuju. Bahkan, saya begitu antusias. Karena hal ini, saya juga sering menerapkan hal ini kepada siswa saya sendiri.
image:pixabay.com

Bagaimana reaksi siswa saya? Beragam. Ada yang antusias, ada yang biasa saja, dan ada yang bergumam. Siswa yang bergumam merupakan siswa yang tidak suka membaca. Lalu apa yang saya lakukan? Yang saya lakukan hanya menjelaskan bawah membaca itu banyak manfaatnya.
  • Membaca mampu menambah ilmu pengetahuan.
  • Membaca mampu mengembangkan pikiran.
  • Membaca membuatmu merasa lebih pintar.
  • Membaca membuatmu tahu segalanya.
  • Dan, masih banyak lainnya.

Walau penjelasan saya terkait tentang manfaat membaca itu banyak, ternyata, di lain waktu ketika saya memberikan mereka membaca, pasti ada saja yang bergumam. Tapi, saya tidak memperhatikan mereka. Saya beranggapan mungkin saja hal itu hanyalah reaksi semata. Lambat laun, mereka akan paham dan bisa jadi menikmati yang namanya membaca. Namun... kadang saya merasa sedikit tidak suka jika ada siswa yang diberikan waktu membaca mereka malah lebih asyik mengobrol. Apa langkah saya untuk menangani hal ini?

Saya pun akhirnya memiliki sebuah gagasan yang mungkin saja semua guru pernah melakukan hal ini. Cara yang saya lakukan ini semata agar siswa saya lebih suka membaca. Jadi, ketika saya memberikan mereka waktu membaca, mereka lebih teliti dan berusaha untuk mengingat apa yang mereka baca. Apa yang saya lakukan?

Jadi begini, ketika saya masuk kelas, saya memberikan waktu kepada siswa untuk membaca sekitar 5, 10, atau 15 menit. Waktu yang diberikan tergantung seberapa banyak yang mereka baca. Jika 1 lembar, 2 lembar atau lebih, tentu waktu juga disesuaikan. Ketika siswa sudah membaca, saya memberikan mereka 5 soal setiap selesai membaca. Jadi, tehniknya demikan jika saya rincikan.
  • Sebelum mengajar, saya menjelaskan kegiatan apa yang dilakukan di jam pelajaran saya. Mulai dari kegiatan membaca, selesai membaca menjawab 5 soal dari bahan bacaan mereka.
  • Dengan penjelasan di awal, saya mulai memotivasi siswa agar lebih pelan dan teliti dalam membaca. Tentu, waktu yang diberikan juga harus diperhitungkan. Pantau waktu membaca. Ini supaya benar-benar disiplin terhadap waktu.
  • Ketika siswa sudah tahu, dan meraka pun siap membaca ketika aba-aba sudah saya siapkan. Ketika itu, saya biasanya membuat soal. Saat itu, kita memlihikan siswa soal yang kadang tidak pernah mereka pikirkan akan soal seperti itu. Atau, jika dilain waktu, saya juga menyiapkan soal sebelum jam belajar dimulai.
  • Saat waktu yang sudah diberikan selesai, maka tugas siswa selanjutnya yaitu menutup buku paket dan menyiapkan selembar kertas di atas meja. Saat sudah siap, saya pun akan membacakan soal.
  • Saat selesai semua, saya langsung mengoreksi hasil kerjaan mereka.

Apa yang terjadi? Siswa begitu antusias dengan hal ini. Terkait dengan hasil, saya tidak berharap mereka mendapatkan nilai yang bagus. Yang saya perhatikan adalah ekspresi mereka ketika menjawab soal. Ada banyak siswa yang mulai kegirangan ketika menemukan jawaban yang baru saja dibacanya. Ada yang menepuk keningnya karena lupa. Ada yang baru mengingat sebagian dan sebagiannya lupa. Dan... masih banyak lagi ekspresi yang lainnya. Di sinilah tempat saya merasa sedikit tertegun dengan yang saya lakukan. Setidaknya, siswa mengingat sebagian yang mereka baca menurut saya sudah luar biasa. Tidak peduli itu salah atau pun benar.

Dengan ketidak peduliannya saya tentang salah dan benar, justeru membuat siswa lebih percaya diri dengan jawaban mereka. Kenapa demikian? Tanpa saya koreski pun mereka sadar bahwa mereka salah. Lalu apa penyebab sehingga mereka sadar? Karena ketika siswa menjawab soal, saya selalu memberikan kata-kata seperti ini, “Silahkan jawab sebisa mungkin. Saya tidak menginginkan kalian dapat nilai bagus. Yang terpenting adalah, kalian sudah berusaha sebisa mungkin. Saya tidak ingin kalian dapat nilai sertaus, tapi hasil diskusi atau pun mencotek. Jadi, jawab sesuai kemampuan kalian.”

Dan, demikian yang saya lakukan ketika ingin memotivasi siswa untuk semangat belajar. Cara ini tentu memiliki banyak kekurangan. Tapi percayalah, dengan cara ini kita berusaha untuk membiasakan siswa membaca dan mengingat apa yang mereka baca. Jadi, kalian mau mencobanya? Silahkan saja, sebab mengajar itu cukup mengasyikan juga. Apalagi tujuan kita adalah mencerdaskan anak-anak bangsa. Bukan begitu? Baiklah, saya tutup, ya. Salam hangat.

6 komentar:

  1. membiasakan membaca memang penting ya bagi anak2

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar sekali mbak. terima kasih sudah mau mampir.

      Hapus
  2. yang banyak dikeluhkan banyak orang tua saat ini adalah anak malas belajar, teruma malas membaca - namun ini merupakan PR bagu tenaga kependidikan pada khususnya, bagaimana meningkatkan antusia membaca anak dengan media atau teknologi jaman sekarang

    BalasHapus
    Balasan
    1. di sekolah hanya bisa baca lewat buku paket saja mas. kalau masalah tehnologi, mungkin agak susah di sekolah saya mas, rata2 anak belum punya.

      Hapus
    2. gunakan saja teknologi murah, dalam hal ini media cetak berupa koran.
      suruh buat kliping gambar, kemdian anak suruh menjelaskan.

      Hapus
    3. terima kasih sarannya mas, akan dicoba.

      Hapus

Berkomentar yang baik, ya. Cerita juga boleh di sini.

Diberdayakan oleh Blogger.